gambar dari google |
Halo, apa kabar tuan
yang pada hari minggu lalu duduk berhadapan denganku?
Bulan ini bulan Agustus.
Sepertinya sudah tiba musimnya jatuh cinta. Tidakkah tuan ingin jatuh cinta
lagi? Sejak pertama bertemu tuan, nona merasa begitu jatuh cinta.
***
Matahari baru saja tenggelam. Sepanjang
jalan tampak kerlip lampu mengedip-ngedip lucu. Di sebuah cafe, aku menunggumu
di salah satu sudut ruangan. Bosan.
Teh pesananku sudah habis ku
sesap sambil sesekali memeriksa layar ponselku. Menunggu kabar darimu.
Namun tak ada kabar.
Memasuki cangkir yang kedua. Aku gelisah
sepanjang waktu. Berulang kali melongok keluar jendela. Berharap kamu cepat
datang. Teh dalam cangkirku hampir dingin.
Jangan-jangan kamu sengaja ingin
membuatku menunggu. Huh!
“Bip...bip." rupanya ponselku berbunyi.
Dengan gugup kuperiksa kembali
layar ponselku. Isinya sebuah pesan singkat, “Tunggu, ya. Lagi di jalan.”
Aku memucat. Mendadak tanganku
berubah dingin. Bukankah ini yang sejak tadi aku tunggu? Dan...ya Tuhan! Seperti
apa rupaku sekarang? Apakah rambutku berantakan? Bagaimana dengan maskara-ku? Kuharap sih, tidak luntur.
Tiba-tiba aku merasa ngeri membayangkan
pertemuanku denganmu. Akan seperti apa rasanya berbagi meja ini denganmu? Seperti
apa rasanya bertatap muka denganmu, melihat jelas warna bola matamu atau bentuk
hidungmu?
Dan...senyum-mu, semoga saja tidak
sampai membuatku sakit gigi.
Lalu kamu datang dari arah pintu.
Tersenyum dan menujuku.